
My Second Pregnancy

Monday, June 21, 2010
Monday, April 5, 2010
Gifts for Baby Quinsha
- Baby toys buat digantung di baby box - thanks to Mpok Reny, ini kado pertamanya baby nih, dan sekarang udh tergantung manis di baby box-nya baby Quinsha.
- Baby carrier merk Le Monde warna pink, baby carrier Chicco warna krem dan baju baby warna putih + legging pink- thanks to Nyenyen.
- Car seat merk Baby Does warna merah (wish list bumil nih sebenernya hehehe) - thanks to si bos Mr. Marc Vandenbulcke, thank you ya boss, tau aja yg dipengenin anak buahnya hehehe..
- Carter's Bouncer warna kuning hijau pastel gituh deh (luv it so much, warnanya kalem banget), Diaper bag merk Disney motif Winnie the pooh dan Nursing pillow motif beruang warna pink - thanks to geng NERO (Waty, Fitrah, Reny, Lilis, Nia, Ata, Lucky, Yanti, Sinta, Bianca), thanx a lot ya prends!
- Satu set kalung dan gelang emas dengan liontin Mickey Mouse - thanks to Aunty Nina, makasih banyak ya Aunty... kiss kiss..
- Selimut merk Bebiku motif jerapah - thanks to pak Irvan, temen kantornya Bapak.
- Satu set kasur plus bantal dan guling motif beruang warna merah - thanks to temen kantor Bapak, namanya siapa ya.. koq lupa yah.. tok tok tok (*mukul2 jidat).
- Diaper Bag motif beruang warna pink - thanks to Bu Iis.
- Thermos warna pink (another wishlist) dan sepatu rajut warna ungu - thanks to tante Pety.
- Feeding dish and cup warna pink, 2 dz celana pop, 2 pcs selimut - thanks to anak2 SMK yg lagi magang di kantor Bapak.
- Satu set kaos kaki baby bergemerincing (isi 5 pcs) seri Winnie the Pooh & friends dan topi bentuk ayam (maksudnya apa sih Rik??) - thanks to Tante Rika.
- Baju baby warna hijau + kaos kaki hijau - thanks to mamanya Athaya, temen sekelasnya Kakak Def di TK B3 At-Taqwa.
- 3 sets baju baby warna pink, orange dan putih - thanks to bosnya Bapak, hmmm... namanya siapa ya??? (bentar lagi dilempar sendal nih sama si Bapak, kok nama bosnya si Bapak dilupain.. Kalo gak salah namanya Pak Sularto yak?)
- Baju baby warna biru, celana pendek jeans motif bunga2 dan sepatu warna putih - thanks to Bu Dewi (temen kantornya Bapak)
- Cash 1 juta thanks to Om Mel, Mamanya abang Owi dan Ibunya Iza Auzi - hehehe... lumayan nambah2 in celengan..


Eh jadinya secara gak sadar, ibu jadi inget kado2 yg kita terima waktu kelahiran Daffa 6 tahun yg lalu. Waktu itu ya Daffa dapet sterilizer, box bayi yg kecil, baby toys buat digantung di box bayi, baju2 dan jumper2 yg lucu2, diaper bag, baby carrier, cincin, sippy cup Magmag Piegeon (2 biji malahan), thermos dan sejumlah uang cash yg hehehehe....maap ya beib jumlahnya lebih banyak dari yg diterima baby Quinsha.
Daaannn utk sementara semua barang2 kado punya baby Quinsha itu - kecuali perhiasan dan baju2- masih teronggok rapi diatas lemarinya kakak Def, belum tau mau diapain atau kapan mo dipake. Jujur aja, sebagian besar dari kado2 itu sebetulnya ibu udah punya, ada yg baru beli ada juga yg warisan dari kakak Def. Tapi yg terpenting dari kelahiran baby Quinsha tentu aja bukan kado2 yg kami terima, tapi semua doa, cinta kasih, perhatian dan dukungan yg mengiringi perkembangan baby Quinsha selama dia masih di dalam kandungan hingga lahir ke dunia ini. That's is the most important, kado2 hanyalah bentuk bukti nyata perhatian dari kerabat dan teman. But anyway, many thanks for the gifts and the attention our dearly friends, we will never forget it.
Love u much.., mwachhh..!!
Saturday, April 3, 2010
Voila... it's a GIRL!

We would like to say thank you to :
RSB YPK, the nurses, midwifes, etc for the Fantastic services!
dr. HMS Nadir Chan, SpOG- Our beloved obgyn.
dr. Darlan Darwis, SpA - our pediatrician.
God Bless You all.
The happy parents + brother,
Nina & Yayan + Daffa
Friday, March 26, 2010
Seminggu di rumah sakit

Dan pas akhirnya sekitar jam 11 siang, Daffa dan Oma diantar Bapak pulang, ibu udh siap2 utk tidur, suster justru dating ngaterin baby Quinsha utk disusui. Hahaha.. hilanglah semua pengaruh obat bius itu, gara2 kehadiran si baby Quinsha. Sebetulnya ibu minta kamar perawatan yg VIP, tapi berhubung masih penuh, ibu ditempatin dulu di kamar kelas 1. Teman sekamar ibulah yg pertama kali kasih tau ibu kalo baby Quinsha ada lesung pipitnya, tapi ibu masih belum lihat jelas. Malamnnya baru deh ibu dipindahin ke kamar VIP jadi si Bapak bisa ikutan nginep di dalam.



Welcome home, baby Quinsha!
Thursday, March 25, 2010
Dan yang dinantipun tiba….
Begitu masuk ke ruangan operasi, rasa deg2an itu semakin menjadi. Suhu ruangan operasi yg sangat dingin, ditambah lagi baju operasi yg terbuka di bagian belakang. Suster langsung mematikan AC sebentar, tau banget dia kalo bumil kedingingan. Sambil jalan menuju tempat tidur operasi, sekilas bumil lihat segala macam peralatan operasi. Ya I know, jangan dilihat, ntar malah semakin takut. Bentuk meja operasi masih sama seperti yg pernah bumil pakai hampir 6 tahun yg lalu. Datar dan hijau. Bumil pun disuruh tiduran di tempat tidur datar itu, tangan terlentang dan suster pun mulai memasang alat2 di tangan bumil. Setelah itu dokter anestasi datang dan menyalami bumil sambil berucap selamat pagi. Ceria banget deh nih dokter, lumayan menghilangkan ketegangan. Dan ketika waktunya untuk dibius local di bagian punggung inilah, bumil lagi2 tegang. Dokter agak kesusahan utk memasukkan jarum ke punggung bumil. Sampai2 disuruhnya suster utk memeluk bumil erat2 agar posisi punggung bumil tetap melengkung. Dua kali dicoba, dua kali juga punggung bumil nolak. Pas suntikan yg ketiga bumil udh bertekad banget utk pasrah ajah dan Alhamdulillah suntikannya berhasil.
Begitu bius di punggung dimasukkan, pelan2 bumil merasa kesemutan di sekujur tubuh. Dokter pun sekalian memasang alat kateter, sementara suster memasang oksigen. Dulu waktu lahiran si Daffa, bumil gak perlu tuh pake oksigen, kenapa sekarang disuruh pake yak? Suster menjelaskan begitu bayinya lahir, bumil supaya menengok ke meja di sebelah kiri bumil utk melihat bayinya dibersihkan. Ok, ini lebih bagus daripada waktu lahiran si Daffa yg bumil justru melihat punggungnya para suster sewaktu membersihkan si Daffa. Setelah itu suster mencopot kacamata bumil, katanya nanti akan dipakaikan lagi begitu bayinya lahir.
Dokter Nadir pun datang, bersama dengan dokter kandungan pendamping lainnya. Seingat bumil, gak pakai aba2 dulu, para dokter itu pun mulai menggarap perut bumil. Bumil masih denger loh para dokter dan suster itu ngobrol mengenai hal lain yg gak ada sangkut pautnya dgn operasi bumil. Sementara bumil masih komat kamit dalam hati, mengumandangkan segala doa memohon keselamatan kepada Allah.
Bumil denger salah satu dokter bilang ke wan Adin, “wah bayinya sungsang ya dok?” It mean, perut bumil udh kebuka dan mereka udh lihat si baby di dalamnya. Bumil masih ngerasain perut bumil diacak2, sama persis seperti waktu mereka mengacak2 perut bumil waktu lahiran si Daffa. Dan tiba2 dokter di belakang bumil pun bilang, “udah lahir, perempuan”.
Ya Allah, Alhamdulillah, si baby sudah lahir, seperti apa dia ya? Dan ternyata susternya lupa memasangkan kembali kacamata ibu. Tapi ibu inget supaya menengok ke meja disebelah kiri utk melihat si baby. Bayinya mungil banget, merah penuh darah, dia menangis kencang sewaktu dokter anak dan suster menjungkirbalikkan badannya utk membersihkannya dgn air. Dokter juga menyedot hidung dan mulut si baby. Tapi gak ada satu orangpun yg konfirmasi ulang ke ibu, apa jenis kelamin si baby. Jadi ibu tanya deh ke salah satu dokter, dan dokter itu bilang kalo bayinya berjenis kelamin perempuan.
Alhamdulillah, perempuan, ya Allah, terimakasih telah mengabulkan doa2 kami.

Ibu gak bisa berhenti ngucapin syukur sambil terus merhatiin baby ibu dibersihin dan gak sadar kalo air mata udah berurai. Padahal di bawah sana, wan Adin masih sibuk membersihkan isi perut ibu. Mengeluarkan plasenta, sisa darah dan lokia dan menjahit kembali jalan keluar si baby tadi. Sebetulnya ibu ngerasain semua yg dikerjain wan Adin tapi udah gak ada artinya lagi tuh ketika ngelihat si bayi.
Dokter anak pun mengacungkan jempolnya ke ibu, pertanda bahwa kondisi si baby bagus. Suster pun memperlihatkan jenis kelaminnya ke muka ibu, yes darling, it’s a girl! Masih dengan telanjang, si baby pun lalu ditaruh ke dada ibu untuk IMD (inisiasi menyusui dini). Suster menaruh tangan kanan ibu utk memeluk si baby. Inilah saat pertama ibu bertemu dengan baby. Ya ampun, manis sekali si baby. Baby rada kesulitan utk mencari puting payudara ibu, cukup lama, sampai waktu yg ditentukan lewat. Ibu terus kasih semangat ke si baby utk terus mencari. Dan biarpun baby nyatanya gagal utk IMD, tapi kita sudah berusaha kan.
Setelah IMD, suster memberikan si baby utk ibu cium dan kemudian dibawa lagi utk ditimbang, diukur dan sebagainya. Sementara pekerjaan para dokter di bawah sana pun sudah selesai. Sampai di sini, ibu sempat gak sadar. Mungkin pingsan atau ketiduran, gak tau juga deh. Pas ibu kebangun, para dokter sudah gak ada di ruangan itu sementara suster sedang ngeberesin tempat operasi. Ibu pun kembali digiring ke kamar pemulihan, kali ini gak jalan kaki lah, tapi diatas tempat tidur. Ibu sempat ketemu sama dokter yg masih ngobrol di luar. Mereka mengucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran si baby. Ibu pun ngucapin banyak terimakasih kpd mereka, terutama wan Adin. Di luar ibu ketemu dgn Oma, Uncle dan Aunty. Kemana ya si Bapak dan si Daffa? Ternyata mereka mengikuti si baby ke kamar bayi. Mereka menyusul ibu ke kamar pemulihan dan dengan semangatnya Daffa bilang kalo si baby udh lahir, dan si baby sangat manis. Sementara Bapak mengacungkan jempolnya sambil tersenyum lebar, seolah2 mengatakan “good job, mom!”
Dan Alhamdulillah, baby Quinsha pun lahir, tepat pukul 06.31 pagi, tanggal 10 Maret 2010. Berat badannya 3175 gram dan panjang badannya 49 cm. Kondisinya sehat, normal, sempurna jasmani dan rohani, tidak kekurangan sesuatu apapun.

Sunday, March 21, 2010
Week 38th – 9 Maret - Persiapan Melahirkan

Rencananya bumil sudah harus masuk rumah sakit tgl 9 Maret sore. Tapi sejak pukul 3 sore, suster YPK udh nelpon2 bumil nanyain kapan sampe di sana. Bumil udh targetin jam 5 sore berangkat dari rumah, jadi sebelum jam 6 sore udh sampe di YPK. Eh ternyata si Bapak malahan telat setengah jam sampenya. Pdhal jam 5 sore, suster YPK udh nelpon2 lagi nanyain bumil udh sampe mana, Hmm… maab ya sus, qta baru mo jalan nih dari rumah.
Jadinya sampe di YPK udh hamper jam setengah tujuh. Sampe sana pun bumil langsung disuruh tiduran di ruangan persiapan persalinan. Pdhal narik napas ajah belum tuh, pamitan sama si Bapak, Oma dan Daffa juga belum, soalnya mrk gak boleh ikutan masuk.
Rumah sakit bersalin YPK ini kebetulan masih dalam proses renovasi, jadi semuanya ruangannya agak2 darurat gitu deh. Ruangan pasien menginap mendadak disulap dijadikan ruangan persiapan persalinan dan ruangan bersalin baik itu normal maupun operasi. Awalnya bumil berharap pas bumil melahirkan rumah sakit ini udh beres renovasi, eh gak taunya molor dari target mrk yg menargetkan awal tahun ini udh beres.
Back to the labor preparation. Di ruangan itu bumil langsung disuruh pipis dulu trus dipasangin alat di perut utk merekam detak jantung janin selama kurang lebih 30 menit. Jadi selama itu juga lah bumil bisa ngedengerin detak jantungnya si baby melalui speaker yg lumayan kenceng volumenya. Trus suster juga langsung ngukur tensi dan ambil darah. Sementara suster yg satu lagi mulai tanya2 bumil utk isi biodata. Trus pas bumil ditinggal sendiri, bumil nelpon Bapak nyuruh masuk, lumayan bisa ngobrol ama Bapak.
Abis itu bumil dipindahin ke kamar. Sebetulnya bumil minta kamar yg VIP tapi penuh, jadinya di kamar yg kelas 1, sekamar berdua. Sampe kamar, bumil ketemu lagi sama Daffa dan Oma. Daffa ikutan tidur di kasur bumil, dgn noraknya Daffa malah sibuk mainin tempat tidur dan ujung2nya minta dibeliin tempat tidur kayak gitu juga buat di kamarnya hehehe…
Bumil dikasih makan malam sekitar jam 19.30. Bapak, Oma dan Daffa akhirnya balik ke rumah jam 9 malam. Awalnya Bapak mau nginep aja di rumah sakit tapi suster nyaranin supaya Bapak istirahat di rumah aja dan besok subuh balik lagi ke rumah sakit. Jadilah bumil ditinggal sendirian, eh berdua ding sama temen sekamar yg juga ditinggal sama keluarganya.
Jam 10 malam, datang lagi suster. Kali ini dia mau “bersih2” area yg akan dijadikan pintu keluarnya si baby besok. Krn sebelumnya udh pernah “bersih2” kayak gini, jadi bumil udh gak risih lagi deh. Habis itu susternya bilang bahwa bumil akan dibangunkan jam 3 pagi utk persiapan operasi. Hah?! Jam 3 pagi, sus? Cepet amat sih… Dan hasilnya malam itu bumil gak bisa tidur. Kalo gak salah bumil baru bisa tidur sekitar jam 1-2 malam gitu deh. Yg pasti pas bumil tidur itu, bumil sempat kebangun krn sakit perut dan mules banget, bumil takut kalo itu kontraksi, bumil berdoa kalo itu bukan kontraksi, tapi untungnya cuma sekali aja dan gak sakit perut lagi.
Beneran loh, tuh suster bangunin jam 3 pagi. Dia langsung masukin obat supaya bumil bisa BAB. Setelah itu bumil boleh tiduran lagi. Tapi susternya pesen supaya jam 4 subuh bumil udh harus mandi.
Suster bangunin bumil jam 4-an, nyuruh mandi sekalian BAB. Abis itu bumil dipasangin infus. Rada susah juga tuh suster buat pasang infusnya, krn bumil tegang banget. Gak tau kenapa, bumil memang tegang banget, lebih tepatnya bumil takut banget, takut menghadapin operasi cesar besok pagi. Secara bumil udh tau gmn rasanya operasi cesar itu, jadi bumil semakin takut. Gimana gak tengang, di tangan kiri, 2 orang suster lagi berusaha pasang infus, sementara di tangan kanan satu suster lagi sedang nyuntik lagi utk tes alergi yg suntikannya nauzubillah sakit banget krn disuntik di bawah kulit. Semakin stress waktu suster nanyain apa keluarga bumil udh pada datang. Pas bumil telpon jam 5 mereka baru mau jalan. Ya Allah, mudah2an mereka gak terlambat.
Trus bumil disuruh ganti baju sama baju operasi warna putih yg talinya dibelakang itu. Kepala bumil juga dipasangan penutup yg kayak orang negro gituh. Bumil sedikit lega pas jam setengah enam pagi, Oma, Daffa dan si Bapak nyampe rumah sakit. Gak lamaan disusul sama kedatangan Uncle dan Anty. Pas jam 6 pagi bumil pun digiring masuk ke ruang operasi.

Wish me luck ya…
Tetap berusaha senyum padahal dalam hati deg2an setengah mati.
Sunday, March 7, 2010
Week 37th (6 March and 11th check up)

Begitu masuk ke ruang periksa, wan Adin langsung nanya kapan jadinya si baby mau dilahirkan alias dioperasi cesar. Sambil mikir, bumil malahan jalan ke tempat tidur utk langsung di USG hehehe... Posisi baby masih sama seperti minggu kemarin, masih sungsang. Berat badannya udh 3 kilo, detak jantungnya juga bagus. Sementara berat badan bumil masih tetap 69 kg seperti minggu lalu, jadi total kenaikan berat badan bumil dari awal kehamilan sampai sekarang adalah kurang lebih 10 kilo. Gak banyak ya, gak kayak kenaikan berat badan waktu hamil si Daffa yg mencapai 14 kilo.
Jadi setelah kontrol itu, bumil lanjut dgn persiapan2 utk operasi. Sebelumnya qta daftar dulu di bagian informasi. Dikasihlah qta kartu pendaftaran utk operasi cesar tgl 10 Maret. Abis itu bumil periksa EKG utk jantung dan dilanjutkan dgn ambil darah di telinga utk mengetes laju beku darah dan di tangan, juga ambil urin di laboratorium.
Karena operasinya akan dilakukan pagi hari, berarti sehari sebelumnya bumil udh harus nginep di rumah sakit, gak perlu dari pagi2 sih, malem2an ajah qta kesananya, tgl 9 Maret. Haduhhh.. makin kesini makin takut nih. Tapi bumil berserah sama Allah, semoga Allah senantiasa melindungi bumil dan si baby.
Ya Allah, mohon lindungi aku dan bayiku, Ya Allah.
Semoga operasi cesar kami berjalan dengan mudah, dengan lancar, tanpa kendala apapun.
Semoga aku bisa melahirkan dengan selamat.
Semoga bayiku juga lahir dgn sehat wal afiat, tidak kekurangan sesuatu apapun...amiiiin.

